"Apakah kita sudah berhias dengan sesuatu yang benar-benar berharga? Tidak hanya sekadar pakaian dan perhiasan luar, tetapi juga akhlakul karimah—budi pekerti yang baik, kesabaran, kejujuran, dan kelembutan hati. Sebagaimana Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan, akhlak mulia adalah perhiasan sejati bagi seorang Muslim. Bagaimana cara kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?"
1. Makna dan Pentingnya Akhlakul Karimah
Dalam Islam, akhlakul karimah merujuk pada perilaku mulia dan terpuji yang mencerminkan keimanan seseorang. Secara bahasa, akhlak berarti perangai atau tabiat, sedangkan karimah berarti mulia atau terhormat. Oleh karena itu, akhlakul karimah adalah karakter luhur yang sejalan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai moral yang tinggi.
Islam menempatkan akhlak sebagai elemen utama dalam kehidupan seorang Muslim. Bahkan, salah satu misi utama diutusnya Rasulullah ﷺ adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini ditegaskan dalam sabda beliau:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ ٱلْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (mulia).”
(HR. Al-Baihaqi)
Akhlakul karimah menjadi tolok ukur kualitas keimanan seseorang. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَكْمَلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi)
Sebagai seorang Muslim, berhias dengan akhlakul karimah bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga menjadi bukti nyata dari ketakwaan kepada Allah. Seseorang yang berakhlak mulia akan dicintai oleh Allah dan manusia serta mendapatkan kedudukan tinggi di dunia dan akhirat.
Keutamaan Akhlakul Karimah dalam Islam
-
Menjadi perhiasan sejati seorang Muslim
Akhlakul karimah lebih berharga daripada perhiasan duniawi. Seseorang yang berakhlak baik akan lebih dihormati dan disenangi oleh sesama. -
Menjadi pemberat timbangan amal di akhirat
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ شَىْءٍ أَثْقَلُ فِى مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
-
Mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya
Allah mencintai hamba-Nya yang berakhlak baik, sebagaimana firman-Nya:وَسَارِعُوا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 133-134)
Dengan memahami pentingnya akhlakul karimah, seorang Muslim harus senantiasa berusaha memperbaiki diri dan menjadikan akhlak mulia sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari.
2. Akhlakul Karimah dalam Teladan Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah teladan utama dalam menerapkan akhlakul karimah. Beliau tidak hanya mengajarkan umatnya untuk berperilaku baik, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)
Kisah Rasulullah ﷺ dan Aisyah r.a.: Kesabaran dalam Menghadapi Cemburu
Salah satu contoh akhlakul karimah yang luar biasa dari Rasulullah ﷺ adalah bagaimana beliau menghadapi kecemburuan istrinya, Aisyah r.a., dengan kelembutan dan kesabaran.
Dikisahkan bahwa suatu ketika, Aisyah r.a. merasa cemburu ketika salah satu istri Nabi ﷺ, Zainab binti Jahsy, mengirimkan makanan untuk Rasulullah di rumahnya. Karena diliputi emosi, Aisyah spontan memukul piring hingga pecah di hadapan tamu yang sedang bersama Rasulullah.
Bagaimana Rasulullah ﷺ merespons hal ini? Beliau tidak marah, tidak memarahi Aisyah, apalagi mempermalukannya di hadapan orang lain. Dengan tenang, beliau tersenyum dan berkata kepada para tamu:
كُلُوا، فَإِنَّ أُمَّكُمْ قَدْ غَارَتْ
“Silakan lanjut makan, ibu kalian sedang cemburu.”
(HR. Bukhari)
Setelah itu, beliau mengambil piring yang pecah, membersihkan makanan yang tumpah, dan menggantinya dengan piring lain milik Aisyah untuk diberikan kembali kepada Zainab.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa akhlakul karimah mencakup kesabaran, kelembutan, serta kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi situasi sulit. Rasulullah ﷺ tidak membalas kesalahan dengan amarah, tetapi dengan hikmah dan kasih sayang. Sikap ini patut kita teladani dalam kehidupan rumah tangga maupun interaksi sosial sehari-hari.
3. Dalil dan Pendapat Ulama tentang Akhlakul Karimah
Islam sangat menekankan pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dalil dari Al-Qur’an dan hadis yang menunjukkan keutamaan akhlak yang baik dan bagaimana hal itu menjadi bagian dari keimanan seorang Muslim.
Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًۭا
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”
(QS. Al-Baqarah: 83)
Ayat ini menunjukkan bahwa berbicara dengan perkataan yang baik dan penuh sopan santun adalah salah satu bentuk akhlakul karimah yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT juga berfirman:
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌۭ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌۭ
“Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”
(QS. Fussilat: 34)
Ayat ini menegaskan pentingnya membalas keburukan dengan kebaikan, sebagai bagian dari akhlakul karimah yang dapat mengubah permusuhan menjadi persahabatan.
Dalil dari Hadis
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang tidak hanya diukur dari ibadahnya, tetapi juga dari akhlak dan perilakunya terhadap sesama.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sesungguhnya seseorang dengan akhlaknya yang baik dapat mencapai derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat malam.”
(HR. Abu Dawud)
Pendapat Ulama tentang Akhlakul Karimah
Banyak ulama yang menegaskan bahwa akhlak yang baik adalah bagian dari kesempurnaan iman dan tanda kemuliaan seorang Muslim. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa akhlak yang baik adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sementara itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Madarij As-Salikin mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah tanda ketakwaan sejati, yang tidak hanya mencakup hubungan baik dengan Allah, tetapi juga dengan sesama manusia.
4. Cara Praktis Berhias dengan Akhlakul Karimah
Untuk benar-benar menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
✅ Selalu berkata jujur dan menjaga amanah
Kejujuran adalah bagian dari akhlakul karimah yang paling mendasar. Seorang Muslim harus menjaga amanah dalam setiap aspek kehidupan.
✅ Bersikap sabar dan memaafkan kesalahan orang lain
Allah SWT berfirman:
وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?”
(QS. An-Nur: 22)
✅ Menghormati dan berbuat baik kepada orang tua, keluarga, dan sesama
Islam mengajarkan bahwa berbakti kepada orang tua dan memperlakukan orang lain dengan baik adalah bagian dari akhlakul karimah.
✅ Tawadhu (rendah hati) dan tidak sombong dalam pergaulan
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ
"Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.”
(HR. Muslim)
✅ Senantiasa memperbaiki diri dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad ﷺ
Belajar dari teladan Rasulullah ﷺ dalam berbagai aspek kehidupan adalah kunci untuk berhias dengan akhlakul karimah.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, seorang Muslim dapat benar-benar berhias dengan akhlakul karimah, menjadikannya sebagai perhiasan yang lebih berharga daripada emas dan permata. Semoga kita semua dapat mengamalkan akhlak mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
(Raka)