Pada hari Ahad, 19 Maret 2023 DKM
AL Fattah mengadakan kegiatan Tarhib Ramadhan 1444H dengan penceramah Ketua MUI
KAB Mimika, Ust. Muh Amin Ar, S.Ag, S.Pd, MM dengan materi tentang makna
Marhaban ya Ramadhan dan Empat Bekal dalam Menyambut Bulan Ramadhan.
Beliau menjelaskan tentang
Marhaban ya Ramadhan berarti "Selamat datang Ramadhan" mengandung
arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak
dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya "mengganggu ketenangan"
atau suasana nyaman kita.
Dalam arti lain, Marhaban ya
Ramadhan, diucapkan untuk bulan suci itu, karena seorang mengharapkan agar jiwa
raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT.
Arti ahlan wa sahlan adalah
kalimat yang digunakan untuk menyambut tamu atau kehadiran seseorang yang
dinantikan. Arti ahlan wa sahlan merupakan salah satu ucapan bahasa Arab yang
cukup kerap digunakan dalam keseharian umat Muslim, termasuk di Indonesia.
Arti ahlan wa sahlan juga dapat
menjadi tanda untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun terhadap sesama
muslim, sebab dengan mengucapkan ahlan wa sahlan, artinya seorang muslim
menyambut sesamanya dengan tangan terbuka dan penuh suka cita. Hal ini lantas
memunculkan pemahaman bahwa arti ahlan wa sahlan sama dengan selamat datang.
Hal ini tidaklah salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.
Beliau juga menyampaikan agar
dalam menyambut bulan yang mulia ini maka kita perlu mempersiapkan bekal
diantaranya ada empat bekal yang perlu disiapkan sebagai berikut :
1. Persiapan Ruhiyah
Persiapan ruhiyah yang kita
perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga
melahirkan niat yang ikhlas.
Persiapan ruhiyah juga termasuk
pengkondisian ruhiyah kita sehingga bahagia menyambut datangnya bulan mulia. Termasuk
berdoa minta dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan mengkondisikan jiwa
betul-betul merasakan tanda-tanda kehadirannya.
2. Persiapan Fikriyah
Agar Ramadhan kita benar-benar
efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah tsaqafiyah. Yakni
persiapan ilmu dan wawasan keislaman.
Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya
kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara
langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan
puasa, fiqih puasa mulai dari niat puasa Ramadhan hingga sunnah-sunnah dan hal
yang membatalkannya. Juga amaliah Ramadhan seperti tarawih, i’tikaf, zakat, dan
sebagainya.
3. Persiapan Jasadiyah
Persiapan yang juga penting
adalah jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan fisik yang baik. Tanpa
persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa
berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda
dari bulan-bulan sebelumnya.
4. Persiapan Maliyah
Yakni persiapan materi. Kita
memerlukannya dalam menyambut bulan Ramdhan bukan untuk membeli baju baru,
menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain.
Kita memerlukan dana lebih untuk
memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang
yang membutuhkan serta membayar zakat fitrah tentu saja bagi yang memiliki
harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat mal, beliau juga
menegaskan untuk membayar zakat fitrah tidak boleh diluar Timika dan di mana
kita mencari nafkah maka kita disitu membayar zakat fitrah.
Rasulullah mencontohkan, beliau
orang paling dermawan dan lebih dermawan lagi saat berada di bulan Ramadhan. Semoga
Allah memudahkan kita meneladani beliau.
Dan diakhir acara seluruh Jama’ah
saling maaf memaafkan dengan salaman
serta ditutup dengan menikmati menu Coto Makassar yang disediakan oleh
ibu-ibu Tim Jum'at berkah. (Abu Syahmina)