Sudahkah Anda Membaca Al-Qur'an Hari Ini

Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Awal HMI Mengakar di Tanah Papua

MimikaMuslim.com IMimika, 12 Juli 2025 — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mimika menggelar diskusi reflektif bertema "Sejarah HMI Masuk di Tanah Papua", yang berlangsung di Sekretariat Komisariat Ekonomi. Kegiatan ini menghadirkan Abang Muliadi Anangkota sebagai narasumber utama, yang juga merupakan salah satu tim penulis buku Sejarah HMI Masuk di Tanah Papua.

Diskusi ini dipandu oleh Arfan selaku moderator dan diikuti oleh kader dari Komisariat Ekonomi serta Komisariat Lafran Pane. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak paparan sejarah panjang perjuangan HMI di tanah Papua, sebagai bagian dari kontribusi organisasi dalam pembangunan intelektual, sosial, dan spiritual di wilayah timur Indonesia.

Dalam pemaparannya, Muliadi Anangkota mengungkapkan bahwa kehadiran HMI di tanah Papua tidak bisa dilepaskan dari konteks sejarah nasional, khususnya sebagai respon atas agenda TRIKORA (Tri Komando Rakyat) yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno untuk mengintegrasikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap agenda tersebut, HMI secara resmi masuk ke Papua pada tahun 1964 melalui Surat Keputusan Pengurus Besar HMI, dan saat itu membentuk cabang pertama yang diberi nama HMI Cabang Soekarnopura — mengacu pada nama kota Jayapura pada masa itu.

Meskipun telah ada SK secara resmi sejak 1964, aktivitas keorganisasian HMI di Papua mulai berjalan aktif secara efektif pada era antara 1970-1980-an dan terus berlanjut hingga sekarang, mencerminkan konsistensi perjuangan kader-kader HMI dalam menanamkan nilai keislaman dan keindonesiaan di tanah Papua.

“Sejarah perjuangan HMI berlangsung hingga di tanah Papua dengan berpegang teguh pada komitmen keindonesiaan dan keislaman,” ujar Muliadi dalam salah satu pernyataannya yang disambut tepuk tangan para peserta.

Formateur/Ketua Umum HMI Cabang Mimika Periode 2025–2026, Prayoga Romin Saputra, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan menekankan pentingnya penguatan kesadaran sejarah di kalangan kader.

“Mengkaji kembali sejarah HMI masuk di Tanah Papua memberikan pemahaman yang mendalam terkait historis perjuangan HMI secara lokal, dan sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap organisasi tua ini di kalangan kader HMI Cabang Mimika,” ungkapnya.

Yoga, sapaan akrabnya, juga mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan seluruh peserta kajian yang telah hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Ia berharap, diskusi semacam ini dapat menjadi agenda rutin, baik secara offline maupun online, agar kader HMI Mimika tidak melupakan sejarah—baik nasional maupun lokal—tentang perjuangan HMI itu sendiri.

Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi kader HMI untuk memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai ke-HMI-an, sekaligus memperkuat posisi HMI sebagai agen perubahan yang berakar kuat pada sejarah dan cita-cita perjuangan umat dan bangsa.