Sudahkah Anda Membaca Al-Qur'an Hari Ini

Gema Takbir Pasar Sentral : Makna Kemenangan Yang Sesungguhnya Di Hari Idul Fitri

1 Syawal 1445 Hijriah bertepatan dengan hari Rabu, 10 April 2024 takbir kemengan bergema di Pelataran Area Parkiran Pasar Malam-Pasar Sentral. Tepatnya pukul 07.00 masyarakat melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah yang dipandu langsung oleh pengurus DKM Masjid Al-Amanah. Kegiatan ini berjalan dengan lancar mulai dari takbir bersama, shalat berjamaah, khutbah, dan ditutup dengan saling berjabat tangan antar jama,ah.

Memasuki rangkaiai shalat idul fitri, Ustadz Ashabul Kahfi, S. Pd. I., M. Pd, CMHQ Al-Hafidz memimpin para jama’ah untuk melaksanakan shalat, lalu merangkap sebagai penceramah dalam kegiatan tersebut.

Dalam khutbahnya, Ustadz Ashabul Kahfi menyampaikan kemenangan sesungguhnya bagi seorang suami, istri, dan anak.

"Hari ini kita bergembira merayakan kemenngan bukan karena bisa puasa satu bulan penuh tapi kemenangan itu adalah dimana puasa itu mempu merubah kita menjadi lebih baik semakin dekat dengan Allah SWT." Ujarnya

“Kemenangan bagi seorang suami, bukanlah karena ia pandai mencari harta tapi mereka yang memuliakan wanitanya.” Ucap Ustadz Ashabul Kahfi.

“Sebaliknya kemenangan atau kesuksesan bagi seorang istri bukan pada bisnisnya yang lancar ataupun parasnya yang rupawan, melainkan sejauh mana ia mendapatkan ridho suaminya, karena sesungguhnya ridhonya Allah kepada seorang istri terletak pada keridhoan suaminya. Ustadz Ashabul Kahfi menambahkan.

Selanjutnya Ustadz Ashabul Kahfi menyampaikan arti sesungguhnya dari kemenangan bagi seorang anak. Tangis haru para jama’ah pecah Ketika Ustadz Ashabul Kahfi menyampaikan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.


“Begitu besar pengorbanan ibu, ia rela sakit demi melahirkan kita, bahkan seorang ibu tidak akan makan jika anaknya belum makan, karena itulah kesukesesan kita sebagai seorang anak adalah ketika kita memuliakan kedua orang tua kita.” Ucap Ustadz Ashabul Kahfi


“sebagaimana tertulis dalam hadis “ridho Allah tergantung ridho kedua orang tua, dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua, maka muliakanlah keduanya sebagaimana mereka menyayangi kita ketika kita masih kecil.” Ustadz Ashabul Kahfi menambahkan.

Selesai khutbah, para jama’ah pun bersalam-salaman sembari saling bermaaf-maafan. (Ilham)