Sudahkah Anda Membaca Al-Qur'an Hari Ini

MUI Mimika Bersama Ormas Islam memberikan Penguatan untuk para Dai, Khatib dan Muballigh

Ketua MUI Mimika, KH. Muh Amin AR, S.Ag, S.Pd, MM saat memberikan sambutannya.


Timika -

Melihat banyaknya permasalah yang terjadi di Indonesia yang begitu kompleks dan cenderung pada pelecehan agama serta didukung oleh sikap yang intoleran terhadap sesama anak bangsa, untuk itu dipandang perlu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika Bersama Ormas-Ormas Islam dan Badan Organisasi Islam yang ada di Kabupaten Mimika menggelar Silaturrahmi dan Rapat penguatan DAI, Khatib dan Muballigh serta evaluasi dari kegiatan dakwah Ramadhan 1443 H / 2022 M.

 

Kegiatan yang bertempat di Lt.2 Gedung Serba Guna Masjid Agung Babussalam pada Ahad 08 Mei 2022 terebut yang mengusung tema silaturrahmi Syawalan, yang dihadiri oleh beberapa pimpinan-pimpinan ormas islam,  diantaranya Ketua BAZNAS Mimika, Ustad Umar Habib, Ketua PD Muhammadiyah Ustad Juma’ Azis, Ketua IKADI, Ustad H. Abdul Karim,S.Ag, Ketua LDII, La Ode Norris Ashara, Sekretaris PHBI, Roni Irnawan, S.Kom, Bendara Umum DMI Mimika, Hj. Rampeani Rachman, S.Pd, Wakil Sekretaris FKUB Mimika yang juga Wakil Sekretaris II MUI Mimika, Ustad Syarief Lacoro, para Dai, Khatib, Muballigh serta beberapa Ketua DKM yang akan menerima Sertifikat Arah Kiblat dari Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kabupaten Mimika.

 

Dalam penyampaiannya Ketua MUI Mimika, KH. Muh Amin AR, S.Ag, S.Pd, MM berpesan agar para Dai, Khatib, Muballigh harus dapat membentengi umat Islam dari dampak penistaan agama yang semakin hari semakin marak terjadi dan merusak tatanan toleransi yang telah terbangun selama ini. “Tidak boleh ada pembiaran tentang hal ini, karena akan berakibat dan merusak ketertiban umum,” jelas KH Amin.

 

Sebagai muballigh menurutnya harus dapat memberikan pemahaman tentang paham Radikalisme yang menyesatkan serta aktif memberikan informasi kepada umat agar mangetahui bahwa tidak/belum ada masjid di timika yang terpapar paham radikal.

Bagi ormas-ormas islam yang ada di Mimika juga dapat menjadi fungsi kontrol bagi ummat islam yang sudah mulai goyah agar selalu  dan tetap berpegang teguh pada Alquran dan hadits.  

 

Dari beberapa contoh kasus penistaan agama yang telah ditangani pihak berwenang di beberapa daerah di Indonesia, haruslah menjadi pelajaran berharga bagi ummat islam, jangan sampai terjadi kembali dan menjaga agar tidak masuk dan berkembang di Kabupaten Mimika.

 

“Umat islam harus berhati-hati terhadap banyaknya bermunculan paham keagamaan yang mengatasnamakan AHLUSUNNAH WAL JAMAAH yang pada hakekatnya memusuhi jamaah karena bukan bagian dari kelompok/jamaah mereka, lanjutnya

 

Ia menambahkan agar ummat islam lebih bijak dalam bermedia sosial. “Kita Tidak boleh langsung men-share to share setiap ada konten-konten yang masuk ke WA kita, tetap yang idealnya harus kita ‘saring’ atau kita memaknai terlebih dahulu baru kita share. “Jarimu Harimau mu” Ingat bahwa kemuliaan Islam ada di tangan kaum Muslimin itu sendiri.

 

Sementara untuk meningkatkan kapasitas keilmuan para khatib, dai dan muballigh  Ia Kembali berpesan bahwa ilmu itu harus terus diasah dan di-upgrade.

 

“Kita haruslah banyak-banyak belajar, karena menjadi hal yang penting mengingat tingkat pemahaman jamaah sekarang ini sudah semakin maju atau pintar, terang Amin.

 

Kegiatan ditutup dengan pemberian Sertifikat Arah KIblat dari BHR Kabupaten Mimika. (sir)